Portalsitubondo.com Situbondo, Senin 8 Desember 2025 — Polemik panjang mengenai ketiadaan akses jalan bagi sejumlah warga di Jalan Jokotole, Dusun Kauman Timur, Desa Besuki, Kabupaten Situbondo, akhirnya memasuki fase penyelesaian yang dinilai paling positif sejak persoalan ini mencuat ke ruang publik. Setelah melalui rangkaian dialog, musyawarah, dan mediasi yang cukup melelahkan, upaya Pemerintah Desa Besuki bersama warga kini membuahkan kesepakatan konkret yang membuka harapan baru bagi masyarakat terdampak.

Selama bertahun-tahun, persoalan akses jalan tersebut menjadi masalah serius yang memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi warga. Tidak adanya jalur jalan yang layak membuat sejumlah keluarga kesulitan beraktivitas, baik untuk keperluan bekerja, pendidikan, maupun akses layanan dasar lainnya. Kondisi ini juga kerap menimbulkan keluhan dan ketegangan di tengah masyarakat, karena menyangkut hak dasar warga atas akses dan mobilitas yang layak.
Menyikapi situasi tersebut, Pemerintah Desa Besuki mengambil peran aktif dalam memfasilitasi penyelesaian. Kepala Desa Besuki, Husamah Bahres, secara langsung memimpin proses mediasi dengan mengedepankan prinsip keadilan, keterbukaan, dan musyawarah mufakat. Sejumlah pertemuan digelar dengan menghadirkan warga terdampak, tokoh masyarakat, serta pihak-pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan persoalan lahan dan akses jalan tersebut.
Dalam keterangannya kepada awak media, Husamah Bahres menegaskan bahwa pemerintah desa tidak boleh bersikap pasif ketika warganya menghadapi persoalan mendasar.
“Sebagai kepala desa, saya memiliki kewajiban moral untuk memastikan setiap warga mendapatkan haknya. Jalan adalah kebutuhan dasar. Karena itu, kami berupaya mencari solusi terbaik melalui musyawarah agar tidak ada pihak yang dirugikan dan tidak memunculkan konflik baru,” ujarnya.
Pendekatan dialogis yang dilakukan pemerintah desa perlahan mampu meredakan ketegangan. Setiap aspirasi warga ditampung dan dibahas secara terbuka, sementara berbagai alternatif solusi dikaji secara matang. Proses ini memang tidak berjalan singkat, namun dinilai efektif dalam membangun rasa saling percaya antarwarga dan antara warga dengan pemerintah desa.
Hasil dari rangkaian mediasi tersebut akhirnya disepakati bersama oleh warga terdampak. Kesepakatan ini menjadi titik balik penting dalam penyelesaian polemik Jalan Jokotole, sekaligus menandai berakhirnya kebuntuan yang selama ini menghambat akses jalan bagi sejumlah keluarga.
Salah satu warga terdampak, Farah, mengaku lega dan bersyukur atas hasil musyawarah yang telah dicapai.
“Alhamdulillah, akhirnya ada kejelasan. Kami merasa didengar dan diperjuangkan. Terima kasih kepada Pak Kades dan semua pihak yang sudah membantu mencari solusi,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Desa Besuki menargetkan proses finalisasi dan pembukaan akses jalan tersebut dapat diselesaikan dalam pekan ini. Dengan dibukanya akses jalan, warga diharapkan dapat menjalani aktivitas sehari-hari secara lebih lancar, aman, dan layak, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di lingkungan tersebut.

Penyelesaian polemik Jalan Jokotole ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa kepemimpinan desa yang responsif, berpihak pada pelayanan publik, dan mengedepankan musyawarah mampu melahirkan solusi damai dan berkelanjutan bagi persoalan sosial di tingkat akar rumput.
(Red/Tim – Biro Siti Jenar Group Besuki Situbondo Jawa Timur)













