Portalsitubondo.com Situbondo, Jawa Timur — Jumat, 23 Mei 2025: Hari Jumat bagi umat Islam dikenal sebagai hari yang penuh keberkahan. Selain menjadi hari istimewa untuk beribadah, Jumat juga dipercaya sebagai momen terbaik untuk melakukan amal kebaikan seperti sedekah, yang pahalanya dijanjikan berlipat ganda. Semangat ini yang kemudian dihidupkan dan diterjemahkan ke dalam bentuk aksi sosial oleh pelaksana proyek Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi (Probowangi) Paket 3 yang dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk., sebuah BUMN konstruksi terkemuka di Indonesia.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), pada hari Jumat, 23 Mei 2025, PTPP menggelar program bertajuk “Jum’at Berkah” di Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa Ketah, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Optimalisasi Pemberdayaan Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren)”, yang merupakan bagian dari gerakan sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Misi Sosial: Sedekah Ilmu, Kesehatan, dan Makanan.
Berbeda dari kegiatan CSR biasa, program Jum’at Berkah yang diinisiasi oleh PTPP membawa pendekatan holistik. Tidak hanya bersedekah dalam bentuk makanan—yang direalisasikan dengan membagikan nasi kotak Jum’at Berkah—tetapi juga menyentuh aspek penting lainnya seperti edukasi kesehatan dan penyerahan alat-alat kesehatan kepada pondok pesantren.
Melalui penyuluhan PHBS, para santri mendapatkan pembekalan tentang pentingnya menjaga kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, serta bagaimana menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian. Edukasi ini menjadi sangat penting, mengingat lingkungan pondok pesantren yang merupakan komunitas komunal dengan interaksi intensif, sehingga rentan terhadap penyebaran penyakit apabila aspek kebersihan tidak diperhatikan.
Selain itu, PTPP juga menyerahkan perlengkapan alat kesehatan guna memperkuat fungsi dan keberlanjutan layanan Poskestren, yaitu pos kesehatan berbasis pesantren yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan dasar di lingkungan pondok.
Aksi Nyata yang Menyentuh Akar Masyarakat:
Kegiatan sosial ini disambut dengan antusias oleh para santri dan pengasuh pondok. Keberadaan program ini tidak hanya membawa manfaat praktis, tetapi juga mempererat hubungan antara dunia industri konstruksi dan masyarakat lokal. Program ini juga menunjukkan bahwa proyek nasional seperti Tol Probowangi tidak semata-mata membangun jalan, tetapi juga membangun hubungan sosial yang sehat dan berkelanjutan.
“Pembangunan harus dimaknai secara luas. Tidak hanya membangun jalan yang menghubungkan kota dan kabupaten, tetapi juga membangun nilai dan kepedulian. Program ini merupakan bentuk nyata dari filosofi tersebut,” ujar salah satu perwakilan pelaksana proyek PTPP di sela kegiatan.
Ia juga menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan perusahaan untuk memberdayakan masyarakat sekitar proyek, khususnya pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki peran strategis dalam mencetak generasi masa depan.
Harapan dan Kelanjutan Program:
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda menyampaikan apresiasi mendalam atas kegiatan yang digelar. “Kami sangat bersyukur atas perhatian dan bantuan yang diberikan. Semoga kegiatan ini menjadi amal jariyah dan bisa menjadi contoh baik bagi banyak pihak,” ucapnya.
Menurutnya, bantuan alat kesehatan sangat berguna untuk mendukung pelayanan kesehatan santri sehari-hari, apalagi dengan adanya pelatihan dan edukasi yang menyertainya. Ia juga berharap program serupa bisa dilanjutkan dan diperluas cakupannya, sehingga manfaatnya semakin terasa.
Para santri sendiri merasa senang tidak hanya karena mendapat makanan gratis, tetapi juga karena mendapatkan ilmu baru yang dapat mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di pesantren maupun di rumah masing-masing.
Sinergi Pembangunan Fisik dan Sosial:
Proyek Jalan Tol Probowangi sendiri merupakan bagian penting dari jaringan jalan tol Trans-Jawa yang akan menghubungkan wilayah-wilayah strategis di ujung timur Pulau Jawa, termasuk Kabupaten Situbondo. Dalam prosesnya, proyek ini bukan hanya mendatangkan dampak ekonomi dan infrastruktur, tapi juga berupaya menghadirkan nilai tambah sosial dan kemanusiaan.
Dengan melibatkan pesantren sebagai mitra pelaksanaan CSR, PTPP menunjukkan bahwa pembangunan harus melibatkan elemen masyarakat secara aktif dan inklusif. Pesantren sebagai institusi pendidikan Islam tradisional terbukti menjadi simpul yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai positif ke akar rumput masyarakat.
Program “Jum’at Berkah” di Pesantren Nurul Huda bukanlah akhir, tapi langkah awal dari rangkaian kegiatan sosial yang lebih luas, sebagai wujud dari pembangunan yang menyentuh hati dan menggugah empati.
(Redaksi – Tim Biro Sitijenarnews Group, Situbondo – Jawa Timur)