SITUBONDO – Sejumlah warga Situbondo menyoroti kondisi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo yang dinilai memprihatinkan. Pasalnya, hingga memasuki tiga periode kepemimpinan bupati, BPBD Situbondo disebut belum memiliki kendaraan truk operasional sendiri untuk penanganan dan distribusi bantuan kebencanaan.
Kondisi ini mencuat ke publik setelah beredarnya informasi penggunaan truk milik dinas lain yang dinilai sudah tidak layak pakai untuk mengangkut bantuan sembako bagi korban bencana di luar daerah. Warga menilai, keterbatasan armada ini mencerminkan kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kesiapsiagaan bencana.
“Sangat ironis, BPBD sebagai ujung tombak penanganan bencana justru tidak punya truk sendiri. Sudah tiga periode bupati, tapi persoalan mendasar ini tidak pernah tuntas,” ujar Ahmad, salah satu warga Situbondo, Selasa (23/12).
Menurut warga, keberadaan kendaraan truk khusus BPBD sangat krusial, terutama saat terjadi bencana alam yang membutuhkan respons cepat. Tanpa armada sendiri, BPBD dinilai bergantung pada dinas lain, yang berpotensi memperlambat penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak.
“Kalau terjadi bencana besar di Situbondo sendiri, bagaimana? Masa harus pinjam sana-sini dulu. Ini soal nyawa dan keselamatan warga,” tambahnya dengan nada kecewa.
Komentar senada juga disampaikan oleh warga lainnya yang menilai anggaran daerah seharusnya bisa mengakomodasi pengadaan kendaraan operasional BPBD. Mereka mempertanyakan prioritas pemerintah daerah dalam pengelolaan anggaran selama ini.
“Bukan soal mewah, tapi kelayakan dan kesiapan. Truk BPBD itu kebutuhan dasar, bukan fasilitas tambahan,” kata warga lainnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak BPBD maupun Pemerintah Kabupaten Situbondo terkait sorotan warga tersebut. Warga berharap, pemerintahan saat ini dapat menjadikan persoalan ini sebagai evaluasi serius agar penanganan bencana ke depan lebih maksimal dan profesional.
