Berita  

Selama bertahun-tahun, Situbondo memang dikenal rawan kebakaran hutan Termasuk Malam Ini Kembali Terjadi Di Belakang Gudang Bulog Klatakan

PortalSitubondo.com Klatakan Kendit Selasa 26 Agustus 2025: Diperkirakan Ada Puluhan hektar hutan jati di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, hangus dilalap api pada Selasa dini hari, 26 Agustus 2025. Kobaran api yang muncul sekitar pukul 02.00 WIB itu bukan hanya memunculkan kepanikan warga dan pengguna jalan pantura, tetapi juga kembali membuka borok lama lemahnya pengawasan Perhutani dan penanganan darurat oleh Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) BPBD Situbondo.

Lokasi Kebakaran Hutan kali ini Tepatnya terjadi di Petak 44 RPH Kendit BKPH Panarukan / Belakang Gudang Bulog Di Desa Klatakan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.

Keterangan fhoto: “Api Berkobar di Area Hutan Belakang Gudang Bulog Desa Klatakan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo, Insiden Kebakaran Terjadi Tengah Malam Pukul 02.00 WIB”

Pantauan langsung tim lapangan Siti Jenar News Group menunjukkan, api dengan cepat membesar karena hutan jati yang terbakar dipenuhi ilalang kering akibat musim kemarau panjang. Bahkan dari arah pantura, kobaran api terlihat jelas membakar bagian atas bukit di belakang Gudang Bulog Klatakan. Namun, yang ironis, tak ada kehadiran signifikan aparat pengelola hutan maupun tim penanggulangan kebakaran di lokasi pada jam-jam awal peristiwa.

Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin kawasan hutan negara seluas itu bisa terbakar begitu luas tanpa terdeteksi dan diantisipasi lebih awal? Publik menilai Perhutani sebagai pengelola hutan telah lalai dalam menjalankan fungsi patroli dan pengawasan, sementara Satgas Karhutla BPBD Situbondo dianggap lamban dan minim inisiatif dalam penanganan.

Lokasi Kebakaran Hutan kali ini Tepatnya terjadi di Petak 44 RPH Kendit BKPH Panarukan / Belakang Gudang Bulog Di Desa Klatakan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo Jatim.

Seorang warga yang ditemui di sekitar lokasi bahkan menilai ada pembiaran. “Kebakaran seperti ini selalu terjadi tiap tahun. Tapi penyebabnya tidak pernah jelas, apalagi ada tindakan tegas. Kalau hanya dibiarkan padam sendiri, apa gunanya Perhutani dan BPBD ada?” ujarnya dengan nada kecewa.

Hingga sekitar pukul 04.00 WIB, api memang mulai mengecil, namun hal itu lebih karena angin mereda dan kondisi alam yang membantu, bukan hasil kerja nyata aparat. Titik-titik bara masih tersisa, menimbulkan kekhawatiran api bisa kembali menyala.

Baca juga
Laka Maut di Jalur Pantura Situbondo, Satu Korban Tewas Terlindas Truk Kontainer

Selama bertahun-tahun, Situbondo memang dikenal rawan kebakaran hutan setiap musim kemarau. Penyebabnya kerap dikaitkan dengan faktor manusia, mulai dari puntung rokok yang dibuang sembarangan, pembakaran sampah, hingga pembukaan lahan dengan api. Faktor alam berupa kekeringan panjang dan suhu panas ekstrem hanya mempercepat penyebaran api. Namun yang lebih disoroti adalah ketiadaan investigasi transparan dan tindakan tegas dari pihak berwenang.

Keterangan fhoto: “Api Berkobar di Area Hutan Belakang Gudang Bulog Desa Klatakan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo, Insiden Kebakaran Terjadi Tengah Malam Pukul 02.00 WIB”

Kebakaran di Klatakan kali ini semakin menegaskan rapuhnya sistem pengelolaan hutan negara. Publik menuntut evaluasi menyeluruh terhadap Perhutani dan Satgas BPBD Situbondo, termasuk pertanggungjawaban atas kelalaian yang terus berulang. Jika tidak ada perubahan mendasar, kebakaran hutan di Situbondo hanya akan menjadi “ritual tahunan” yang merusak ekosistem, mengancam keselamatan warga, dan merugikan daerah.

(Redaksi/Tim Biro Siti Jenar Group Multimedia Situbondo, Jatim)

error: Content is protected !!